Reviu Literatur

Peran Dukungan Keluarga, Strategi Koping, dan Ketahahan Diri sebagai Pendukung Motivasi untuk Pulih pada Narapidana Rehabilitasi Narkoba: Sistematik Reviu

The Role of Family Support, Coping Strategies, and Personal Resilience as Supporting Motivation to Recover in Drug Rehabilitation Prisoners: A Systematic Review

Akbar Suseno
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Indonesia
Herni Susanti
Program Studi Ners Spesialis Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Indonesia
Ria Utami Panjaitan
Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Indonesia

Health Information: Jurnal Penelitian

Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia

ISSN: 2085-0840

ISSN-e: 2622-5905

Periodicity: Bianual

vol. 15, no. 3, 2023

jurnaldanhakcipta@poltekkes-kdi.ac.id

Received: 04 October 2023

Accepted: 30 December 2023



DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i3.1167

Funding

Funding source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Contract number: HK.03.01/F.III/07368/2022

Corresponding author: arkan2aditya14@gmail.com

Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the works authorship and initial publication in this journal and able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book).

Ringkasan: Peristiwa fenomena penyalahgunaan narkotika dan zat berbahaya (selanjutnya disebut sebagai narkoba) yang tampak saat ini keadaaannya makin memprihatinkan, yang dicerminkan dengan meningkatnya jumlah narapidana narkotika. Kehidupan narapidana membutuhkan dukungan keluarga, ketahanan diri dan strategi koping untuk tumbuhnya motivasi pulih dari penyalahgunaan narkotika. Telaah artikel ini ditujukan dalam rangka analisis peran dukungan keluarga, strategi koping, ketahanan diri dengan motivasi pulih pada narapidana yang menjalani rehabilitasi narkoba. Metode telaah artikel menggunakan cara systematic review pada rumusan pertanyaan PICO dengan mencari judul artikel pada database online (ProQuest, Sage Journal, ScienceDirect, Scopus dan google scholar). Artikel yang ditelaah telah sesuai dengan kriteria inklusi dan artikel tersebut diterbitkan antara tahun 2016 sampai tahun 2023. Hasil pencarian ditemukan 13 artikel dengan hasil secara umum adanya hubungan bermakna dukungan keluarga, strategi koping, ketahanan diri dengan motivasi pulih pada narapidana yang menjalani rehabilitasi narkoba. Simpulan menyatakan motivasi pulih narapidana yang menjalani rehabilitasi narkoba dipengaruhi dukungan keluarga, strategi koping, dan ketahanan diri.

Kata kunci: Dukungan keluarga, Koping, Ketahanan diri, Motivasi, Rehabilitasi narkoba.

Abstract: The current phenomenon of narcotics and dangerous substance abuse (hereinafter referred to as drugs) is increasingly worrying, which is reflected in the increasing number of narcotics prisoners. Prisoner life requires family support, self-resilience and coping strategies to grow motivation to recover from narcotics abuse. This research aims to analyze the role of family support, coping strategies, resilience with recovery motivation in prisoners who are drug rehabilitation. The research method used is a systematic review through searching for articles adapted to the formulation of research questions using the PICO formula in the ProQuest, Sage Journal, ScienceDirect, Scopus and google scholar databases. The articles reviewed with the inclusion criteria and the articles were published between 2016 and 2023. The search results found 13 articles with research show that there is a significant relationship between family support, coping strategies, resilience and recovery motivation in prisoners who are drug rehabilitation. In conclusion, the recovery motivation from prisoners who are drug rehabilitation is influenced by family support, coping strategies and resilience.

Keywords: Coping, Family support, Motivation, Narcotics rehabilitation, Resilience.

PENDAHULUAN

Kejadian penyalahgunaan narkoba terlihat semakin memprihatinkan dengan efek samping/dampak buruk yang besar serta kerugian pada berbagai aspek. Informasi yang dirilis oleh The United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) dan Badan Narkoba Nasional (BNN) tahun 2021 menunjukan peningkatan yang signifikan dengan sebagian besar pengguna narkoba pada kelompok usia produktif (Pusat Penelitian, Data, dan Informasi Badan Narkotika Nasional, 2022; United Nations Office on Drugs and Crime, 2018).

Dampak buruk yang ditimbulkan berupa dampak aspek emosional pecandu terhadap keluarga (Navabi et al., 2017), meningkatnya kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya, serta berdampak terjangkitinya penyakit menular (Tarján et al., 2017; Valencia et al., 2020; Wiese & Wilson-Poe, 2018). Penyalahgunaan narkoba berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan, ekonomi, stigma masyarakat, gangguan jiwa dan risiko bunuh diri (Kusumawaty et al., 2021). Dampak buruk narkoba dipakai secara kontinyu penyebab penurunan kesadaran dan pikiran, pelemah kekebalan tubuh, bahkan bahaya yang lebih serius termasuk kehilangan nyawa dan kriminalitas menjadikan pemakai menjadi narapidana (Akhmad et al., 2019).

Penanganan dampak buruk narkoba (harm reduction) harus dilakukan secara komprehensif berbagai pihak / institusi, termasuk lembaga pemasyarakatan. Hal ini disebabkan karena Pecandu narkoba yang telah menjalani rehabilitasi memiliki tingkat kekambuhan (relaps) yang cukup tinggi. Kemungkinan relaps terjadi sebanyak 35 % pada mantan narapidana yang sudah 3 bulan selesai program rehabilitasi rawat inap (Andersson et al., 2019; Haris et al., 2019).

Kunci penting dalam kesuksesan pemulihan rehabilitasi dengan memberikan dukungan kepada pecandu untuk mengembangkan diri, berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat dan memberikan motivasi kepada pecandu narkoba agar pulih dan berhenti menggunakan narkoba (Wahyuni et al., 2020). Orang yang kecanduan obat-obatan terlihat memiliki motivasi yang kuat untuk sembuh berdasarkan pada usahanya dalam rehabilitasi untuk mencapai pemulihan yang maksimal (Primanda, 2015).

Upaya pemulihan yang dilakukan pecandu narkoba membutuhkan dukungan keluarga. Namun, sebagian keluarga dari narapidana tersebut tidak menjalankan peran dan fungsinya secara baik. Hasil penelitian Sudewaji & Eryani (2019) menemukan bahwa dukungan keluarga berhubungan signifikan kualitas rendah dengan efektivitas kecil pada motivasi untuk pulih, dan bahwa dukungan keluarga sangat menentukan pecandu narkoba untuk menumbuhkan motivasi diri untuk pulih kembali dari penyalahgunaan narkoba (Rowaert et al., 2018).

Kebanyakan narapidana narkoba yang menjalani masa tahanan di lapas akan mengalami berbagai gangguan psikologis (merasa cemas, takut, tidak terima dan merasa bingung) yang pada akhirnya berujung ke stres. Stres yang terjadi berdampak pada proses rehabilitasi yang dijalani. Tingkat stres yang tinggi secara secara siginifikan mempengaruhi situasi psikologis narapidana. Dengan perasaan-perasaan yang tidak enak yang dirasakan narapidana menyebabkan terhambatnya motivasi untuk pulih dari narkoba dan proses rehabilitasi kurang berjalan dengan baik (Nawangsih & Sari, 2017). Untuk itu perlu adanya pengembangan kemampuan dan strategi koping narapidana dalam menghadapi stressor.

Narapidana diharapkan memiliki ketahanan diri untuk bertahan dan tidak menyerah, dimana individu yang mampu mengelola stres dapat meningkatkan persentase keberhasilan pencegahan relaps dan pemulihan narkoba (Ceasar et al., 2021). Ketahanan diri sangat dibutuhkan oleh narapidana narkoba agar tidak putus asa (Orjiakor et al., 2017), menerima kenyataan hidup (Cusack et al., 2023), stres dan depresi, sedih berkepanjangan, atau bahkan sampai kembali menyalahgunakan narkoba (Afra et al., 2017).

Hasil analisis latar belakang dan fenomena tersebut yang menjadikan alasan peneliti untuk mengakaji lebih dalam terkait permasalahan yang sudah dijabarkan diatas. Hasil telaah latar belakang ini didukung dengan hasil telaah literatur dan artikel yang telah dilakukan penulis, bahwa tidak ditemukan hasil riset yang lampau yang serupa dengan riset ini, dan penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis penggabungan faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi motivasi pemulihan narkoba. Kajian ini bertujuan untuk memahami hubungan dukungan keluarga, strategi koping, ketahanan diri dengan motivasi pulih pada narapidana yang menjalani rehabilitasi. Kegunaan pelaksanaan riset ini dimaksudkan untuk menyediakan dasar bukti yang kuat terkait dengan keilmuan keperawatan jiwa dan menerapkannya dalam perawatan kesehatan, sehingga meningkatkan motivasi pulih pada narapidana yang menjalani rehabilitasi. Selain itu, diharapkan perawat memperhatikan pentingnya aspek psikososial, motivasi pulih serta melibatkan dukungan keluarga pada penanganan narapidana narkoba, sehingga pelayanan yang diberikan semakin berkualitas dan profesional.

METODE

Kajian ini disusun dengan metode tinjauan sistematik yang mengikutkan penyusunan pertanyaan klinis menurut kerangka PICO. Kerangka PICO meliputi populasi/masalah, intervensi, serta outcome. Artikel ini dibuat dengan melakukan kajian literatur melalui pencarian informasi di pangkalan data internet. Penemuan referensi secara terstruktur dilakukan dengan mengakses beberapa pangkalan data online seperti ProQuest, Sage Journal, ScienceDirect, Scopus, dan Google Scholar. Bahasa kunci pencarian yang diterapkan berupa family support AND coping strategic AND resilience, AND narcotics recovery motivation. Untuk menggabungkan konsep dan aspek yang berbeda sebagai kata kunci pencarian, peneliti menggunakan operator boolean "AND" dengan maksud membatasi jumlah dokumen yang diperoleh.

Penulis memilih dan memutuskan filter pencarian agar sesuai dengan kriteria inklusi yang disepakati dengan menemukan topik bahasan artikel penelitian mengenai dukungan keluarga, strategi koping, ketahanan diri dengan motivasi pulih pada narapidana yang menjalani rehabilitasi. Batasan kriteria pencarian adalah artikel full text yang diterbitkan antara tahun 2016 hingga 2023. Selain itu, artikel-artikel tersebut berbentuk bahasa Inggris dengan penggunaan metode penelitian kuantitatif atau kualitatif, sehingga dijabarkan jenis artikel yang didapatkan pada pencarian terdiri artikel dengan metode studi kuantitatif, studi kualitatif, studi kohort, serta quasi eksperimental.

Merujuk pada kata kunci yang telah ditetapkan, terdapat total 6.352 artikel yang berhasil ditemukan. Setelah mengikuti proses penilaian serta pertimbangan ketat sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah disepakti, maka sebanyak 13 artikel dipilih untuk ditelaah. Alur PRISMA yang terdapat di gambar 1 digunakan untuk pengkajian dan analisis langkah-langkah strategi pencarian artikel yang memenuhi syarat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Banyak literatur ataupun artikel ilmiah yang menampilkan dampak dari penggunaan obat-obatan terlarang mampu mengakibatkan kerusakan pada tubuh, pikiran, dan perasaan seseorang. Di samping itu, penggunaan narkoba berpengaruh negatif yang sangat meluas di berbagai sendi kehidupan, termasuk kesehatan fisik, kesehatan mental, perekonomian, permasalahan sosial budaya, dan aspek-aspek kehidupan lainnya. Untuk mengatasi konsekuensi yang timbulkan akibat penyalahgunaan tersebut, dibutuhkan langkah-langkah rehabilitasi dan pencegahan yang efektif (Akhmad et al., 2019). Rehabilitasi narkoba dapat digunakan sebagai bentuk terapi dalam mengurangi kekambuhan penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Rehabilitasi tersebut umumnya dapat berbentuk rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan Lembaga rehabilitasi pemerintah maupun swasta. Dalam rangka mencapai kesuksesan rehabilitasi dan pencegahan kekambuhan narkoba, maka dibutuhkan adanya motivasi pulih yang dapat didukung oleh strategi koping, dukungan keluarga dan ketahanan diri narapidana. Tabel 1 menggambarkan hasil dari peninjauan artikel ilmiah.

Mengacu hasil analisis dari 13 artikel yang relevan dengan topik tersebut, dirangkum bahwa ada hubungan dukungan keluarga, strategi koping, ketahanan diri dengan motivasi pulih pada narapidana yang menjalani rehabilitasi. Artikel yang dikumpulkan ditelaah dan analisis bersumber dari beberapa situs pencarian jurnal internasional. Artikel penelitian yang dikumpulkan berkisar dari tahun 2016 hingga yang paling terbaru adalah tahun 2023. Artikel penelitian yang terkumpul selanjutnya disintesis menggunakan metode PICO dan dirangkum dalam tabel sintesis (Suplemen 1).

Secara umum jurnal yang dianalisis menyatakan motivasi berperan sangat penting untuk melakukan suatu terapi. Motivasi untuk menjalani rehabilitasi narkoba tidak hanya terletak dia awal saat ditetapkan menjadi narapidana di penjara (lapas), namun motivasi tersebut harus dipelihara setelah keluar dari lapas dan menjalani adaptasi pada keluarga dan masyarakat. Ketika narapidana narkoba berhasrat dengan motivasi untuk pulih tinggi, maka setelah rehabilitasi di lapas akan bisa mempertahankan diri untuk terlepas dari narkoba dan menjalani hidup sehat tanpa narkoba. Adanya peningkatan motivasi berakibat meningkatnya peluang dalam menurunan risiko putus atau berhenti menjalani rehabilitasi dan kekambuhan dari narkoba.

Peningkatan yang signifikan kasus narkoba di Indonesia (Pusat Penelitian, Data, dan Informasi Badan Narkotika Nasional, 2022) menjadi pertanda bahwa kasus narkoba menjadi hal mendesak dan rumit untuk ditangani, seiring dengan bertambahnya angka individu pengguna atau kecanduan narkoba meningkat tajam yang kebanyakan penggunanya dari kalangan usia produktif dan anak muda. Narkoba menyebabkan adiksi (sugesti ketagihan dan tidak dapat berhenti), toleran (menyesuaikan diri dengan dosis semakin tinggi), dan habitual (membayangkan kenikmatan narkoba) yang sangat kuat yang membuat korbannya sulit untuk melepaskan diri dari ketergantungan narkoba.

Seiring dengan bertambahnya angka pengguna narkoba, berdampak pula pada meningkatnya jumlah narapidana narkoba yang menjalani proses rehabilitasi narkoba di berbagai lembaga rehabilitasi narkoba, khususnya pada lembaga pemasyarakatan (lapas). Tantangan penyalahgun narkoba tidak berhenti dan hanya sampai pada bangku hijau pengadilan, tetapi masalah terbesarnya ketika kembali ke masyarakat. Untuk itu diperlukan proses rehabilitasi narkoba. Proses rehabilitasi narkoba ditujukan untuk membantu narapidana menyelesaikan permasalahan ketergantungan narkoba yang dialaminya dengan harapan setelah keluar dari rehabilitasi lapas, maka narapidana dapat kembali sehat dan hidup mandiri. Namun, proses rehabilitasi narkoba tersebut tidak akan sepenuhnya berhasil tanpa adanya dukungan keluarga narapidana itu sendiri. Hal ini dibuktikan oleh Zeng et al. (2021) bahwa rerata skor dukungan keluarga tergolong rendah dan bersifat negatif, sehinga pengguna narkoba cenderung mengalami kekambuhan narkoba.

Rehabilitasi yang sukses sangat bergantung pada dukungan keluarga yang diberikan. Keberhasilan pemulihan seseorang yang mengalami kecanduan akan terhambat jika tidak ada dukungan dari keluarga. Melibatkan keluarga adalah suatu hal yang sangat diinginkan secara moral oleh mereka yang sedang dalam proses rehabilitasi. Tindakan yang dilakukan keluarga dalam memberikan dukungan kepada narapidana sangat diperlukan agar narapidana yang menjalani program rehabilitasi tidak merasa terasingkan dan merasa sendirian dalam menghadapi kecemasan kekambuhan narkoba. Dukungan keluarga akan memberikan kedamaian jiwa dan perasaan yang tenang, sehingga mengurangi rasa cemas pada narapidana. Pada saat keluarga diharapkan kehadirannya oleh narapidana, namun keluarga bersikap acuh dan kurang memberikan dukungan keluarga, maka dapat mengakibatkan terjadinya pemulihan narkoba tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan.

Dukungan yang diberikan keluarga (family support) dalam proses pemulihan atau rehabilitasi narkoba diperuntukan agar menunjang dan meningkatkan keberhasilan proses rehabilitasi narkoba. Adanya keinginan pulih dari ketergantungan narkoba pada narapidana tidak selalu datang dari internal diri narapidana, namun harus ditunjang dengan adanya dukungan keluarga dan ketahanan diri dalam proses pemulihan narkoba yang dijalani oleh narapidana (Hernanto et al., 2020). Narapidana yang mendapatkan dukungan keluarga, teman sebaya/sejawat, lingkungan maupun masyarakat sekitarnya memiliki motivasi pulih yang positif dibandingkan dengan narapidana yang tidak mendapat dukungan keluarga. Namun pada kenyataannya, banyak narapidana yang menyatakan bahwa keluarganya tidak memberikan dukungan apapun dalam menjalani rehabilitasi narkoba. Hal ini terlihat pada hasil penelitian Supriyanto et al. (2021) bahwa kategori persepsi pengguna narkoba terhadap dukungan keluarga memiliki tingkat yang rendah. Temuan ini membuktikan bahwa pengaruh keluarga masih sangat minim terhadap pemulihan pengguna selama rehabilitasi.

Dukungan yang diberikan keluarga narapidana dapat dalam bermacam jenis, baik berupa dukungan keuangan, dukungan barang, mental, bimbingan agama, sokongan moral, pembelajaran hidup, informasi, dan penghargaan diri. Keluarga yang memberikan sokongan yang baik dapat memberikan efek emosional baik pada narapidana, dimana kunjungan keluarga membuat narapidana merasa dihargai serta disayangi, merasa dipedulikan oleh keluarga, dan memperlihatkan keluarga masih merima narapidana sebagai bagian dari keluara tersebut. Hasil penelitian Singh (2023) memperlihatkan dukungan dan konseling keluarga telah diidentifikasi sebagai prediktor signifikan keberhasilan pemulihan motivasi, dorongan, dan akuntabilitas individu dalam proses pemulihan dari narkoba. Keluarga berperan penting untuk menyukseskan proses rehabilitasi narapidana narkoba.

Salah satu elemen yang penting dalam proses pemulihan narkoba pada narapidana dengan kehadiran dukungan keluarga. Dukungan tersebut terbukti sebagai faktor yang signifikan dalam meningkatkan motivasi pulih dan membantu berhasilnya program rehabilitasi. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Reden Sy & Hechanova (2020) bahwa ada korelasi positif antara dukungan keluarga dan tingkat ketergantungan penyalahgunaan narkoba, serta penelitian Van Trieu et al. (2020) menemukan dukungan sosial mempunyai korelasi negatif terhadap kekambuhan setelah rehabilitasi narkoba (p < 0,05).

Narapidana yang pertama kali menjalani rehabilitasi narkoba di lapas kecenderungan mengalami stres akibat perubahan situasi lingkungan. Pada awal rehabilitasi narkoba, narapidana langsung terhentikan penggunaan narkoba dan menghadapi perubahan lingkungan yang membuat mereka merasa terikat dan kurang bebas dalam aktivitas sehari-hari. Namun, setiap narapidana mempunyai strategi koping yang berbeda dalam mempertahankan diri terhadap kejadian atau stresor yang datang. Terdapat perbedaan penggunaan strategi koping yang digunakan pada narapidana yang pertama kali menjalani rehabilitasi narkoba di lapas dengan narapidana yang telah berulang kali menjalani rehabilitasi. responden menjalani rehabilitasi menunjukan bahwa responden yang menjalani rehabilitasi selama 1 kali menunjukan mekanisme koping engagement (adaptif). Narapidana yang menjalani rehabilitasi lebih dari 1 kali cenderung memperlihatkan penggunaan strategi koping disengagement (maladaptif). Narapidana yang kurang mampu menggunakan koping adaptif dalam mengatasi stres dan tekanan lingkungan penjara dapat mengalami sugesti (craving), penurunan daya ingat dan kemampuan untuk konsentrasi. Dampak sampingan yang narapidana rasakan berupa acapkali menghadapi kesulitan dalam mengoptimalkan perawatan yang diterima dan kurang percaya diri pada potensi mereka untuk sembuh dan melepaskan diri dari ketergantungan narkoba. Hasil riset Gorgulu (2019), dengan hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara strategi koping dengan motivasi pengobatan/rehabilitasi narkoba (p<0.05).

Strategi koping diidentifikasi sebagai langkah dalam menangani stres. Strategi koping berperan penting dalam kehidupan narapidana dalam menjalani proses rehabilitasi di lembaga pemasyarakatan. Penggunaan koping yang adaptif mampu meningkatkan kemampuan narapidana untuk tidak menggunakan narkoba (abstinensia), namun ketika seseorang menggunakan pertahanan yang tidak sesuai, individu cenderung mencicipi kembali narkoba Rowaert et al. (2018). Stres terhadap lingkungan yang berkepanjangan dapat berdampak bagi narapidana untuk menggunakan koping yang maladaptif, sehingga narapidana menjadi relaps (kambuh) atau penggunaan narkoba kembali serta kurang berhasil dalam menjalani rehabilitasi narkoba. Hasil penelitian sesuai dengan Van Trieu et al. (2020) menunjukan hubungan positif antara koping maladaptif dengan kekambuhan (p < 0,05).

Dalam menghadapi pemakaian berulang (kambuh) dari narkoba, narapidana harus mampu berhadapan dan menyesuaikan dari berbagai cobaan atau kesulitan yang ditemui, sehingga dibutuhkan ketegaran dan ketahanan diri. Berhenti dari kecanduan narkoba membutuhkan pertahanan diri yang kokoh dari pengaruh negatif lingkungan. Ketahanan diri membantu narapidana kembali memaknai hidupnya lebih baik, meraih tujuan dan harapan yang baik dalam hidupnya, serta tidak mengalami kekambuhan atau relapse lagi. Napi bermental baja akan lebih mudah menyesuaikan dengan kondisi yang menantang dan memiliki keyakinan untuk mempersiapkan diri dengan situasi yang tidak menentu (Boyatzis et al., 2021). Menurut riset Dallas et al. (2023) diketahui tingkat ketahanan diri yang tinggi (89,30%) di kalangan remaja yang menjalani rehabilitasi narkoba. Narapidana membutuhkan penyesuaian diri dengan kehidupan yang baru di penjara sampai dengan kehidupan setelah bebas, sehinga dapat melepaskan diri dari ketergantungan narkoba, maka ditingkatkan kecakapan untuk bertahan hidup pada situasi yang pelik tersebust.

Pendapat Calpe-López, et al. (2022) menyatakan individu perlu kekuatan mental dalam menghadapi rintangan hidup, sehingga dapat mengatasi tantangan dan kembali ke keadaan yang biasa. Narapidana mempunyai kemampuan untuk bertahan dan bangkit yang berbeda, namun kemampuan tersebut dilatih dalam proses rehabilitasi, sehingga narapidana perlu memiliki ketahanan dan kemauan kuat untuk menghindari kembali ke kebiasaan tersebut agar dapat memulai hidup yang lebih baik. Ketahanan diri pada individu berhubungan langsung dengan dukungan keluarga dan motivasi pulih, yang disebabkan masa rehabilitasi membutuhkan waktu yang lama dan sepanjang hidup, rentan relaps dan kesabaran yang tinggi dari narapidana. Hal ini sejalan dengan riset Cai & Wang (2022) yang menyatakan efek tidak langsung dari dukungan keluarga dan ketahanan diri mempunyai perbedaan bermakna antara grup non-kambuh dan grup kambuh dengan p= 0,001 (p<0,005).

Motivasi pulih yang berasal dari internal (dalam diri) narapidana tentu sangat dibutuhkan dalam program rehabilitasi narkoba disebabkan karena keyakinan narapidana untuk berhasil mengikuti program rehabilitasi dan dapat pulih dari ketergantungan narkoba berawal dari motivasi diri untuk pulih. Motivasi untuk pulih dari narkoba dapat menjadi sumber kekuatan narapidana dalam menjalani proses rehabilitasi narkoba. Narapidana yang memiliki motivasi pulih dapat diartikan memiliki respon positif dalam menjalai proses rehabilitasi. Narapidana yang memiliki motivasi pulih yang tinggi terlihat sebagai individu yang pantang menyerah, selalu semangat dalam menghadapi kehidupan dan dapat melakukan menjauhkan diri dari penyalahgunaan narkoba.

Dalam upaya meningkat keberhasilan proses rehabilitasi narkoba, maka narapidana diharapkan memiliki motivasi yang kuat agar sugesti terhadap kecanduan anrkoba dapat hilang. Motivasi pulih dari internal narapidana yang kuat akan sangat membantu individu agar terbebas dari ancaman narkoba. Namun banyak narapiana narkoba mempunyai motivasi rendah terhadap dirinya sendiri yang disebabkan karena individu belum mempunyai keinginan untuk lepas dari jeratan narkoba dan telah merasakan kenyamanan dan kenikmatan narkoba dengan tidak menghiraukan dampak buruk dari narkoba tersebut. Kondisi lain penyebab motivasi pulih rendah diutarakan oleh Nawangsih & Sari (2017) bahwa tingkat stres yang tinggi secara signifikan mempengaruhi situasi psikologis narapidana. Dengan perasaan-perasaan yang tidak enak yang dirasakan narapidana menyebabkan terhambatnya motivasi untuk pulih dari narkoba dan proses rehabilitasi kurang berjalan dengan baik. Kenyataan ini selaras dengan riset dari Wahyuni, et al. (2020) menunjukkan bahwa sebagian besar (64,9%) atau 24 responden memiliki motivasi rendah.

KESIMPULAN

Motivasi untuk pulih dapat ditentukan sebagai variabel penting dalam proses rehahbilitasi narkoba. Semakin baik motivasi untuk pulih akan semakin besar keberhasilan dalam menjalani proses rehabilitasi narkoba yang akan bermanfaat dalam mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Hasil penelitian menemukan terdapat peran faktor lain dalam meningkatkan motivasi pulih berupa dukungan keluarga, strategi koping dan ketahanan diri. Penulis berkesimpulan bahwa ada korelasi positif dukungan keluarga, strategi koping dan ketahanan diri terhadap motivasi pulih pada narapidana narkoba yang sedang berada pada masa rehabilitasi. Semakin baik dukungan keluarga, strategi koping dan ketahanan diri, maka akan semakin baik motivasi pulih narapidana, maupun sebaliknya.

Suplemen 1 (pdf)

Mengakui

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa), dan Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan perkuliahan hingga penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

Afra, Z., Bakhshayesh, A. R., & Yaghoubi, H. (2017). A comparative study between resilience with life satisfaction in normal and prisoner women. Journal of Fundamentals of Mental Health, 19(special issue), 177–184. https://doi.org/10.22038/jfmh.2017.9165

Akhmad, A., Hadi, I., Askrening, A., & Ismail, I. (2019). Efektivitas Terapi Spritual Shalat dan Dzikir terhadap Kontrol Diri Klien Penyalahgunaan Napza. Health Information : Jurnal Penelitian, 11(2), Article 2. https://doi.org/10.36990/hijp.v11i2.148

Andersson, H. W., Wenaas, M., & Nordfjærn, T. (2019). Relapse after inpatient substance use treatment: A prospective cohort study among users of illicit substances. Addictive Behaviors, 90, 222–228. https://doi.org/10.1016/j.addbeh.2018.11.008

Boyatzis, R. E., Goleman, D., Dhar, U., & Osiri, J. K. (2021). Thrive and survive: Assessing personal sustainability. Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 73(1), 27–50. https://doi.org/10.1037/cpb0000193

Cai, W., & Wang, Y. (2022). Family Support and Hope among People with Substance Use Disorder in China: A Moderated Mediation Model. International Journal of Environmental Research and Public Health, 19(16), 9786. https://doi.org/10.3390/ijerph19169786

Calpe-López, C., Martínez-Caballero, M. A., García-Pardo, M. P., & Aguilar, M. A. (2022). Resilience to the effects of social stress on vulnerability to developing drug addiction. World Journal of Psychiatry, 12(1), 24–58. https://doi.org/10.5498/wjp.v12.i1.24

Ceasar, R. C., Kral, A. H., Simpson, K., Wenger, L., Goldshear, J. L., & Bluthenthal, R. N. (2021). Factors associated with health-related cannabis use intentions among a community sample of people who inject drugs in Los Angeles and San Francisco, CA 2016 to 2018. Drug and Alcohol Dependence, 219, 108421. https://doi.org/10.1016/j.drugalcdep.2020.108421

Cusack, S. E., Wright, A. W., & Amstadter, A. B. (2023). Resilience and alcohol use in adulthood in the United States: A scoping review. Preventive Medicine, 168, 107442. https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2023.107442

Dallas, J. C., Jullamate, P., Vatanasin, D., Moungkum, S., Nadarajan, S., & Krungkraipetch, N. (2023). Resilience and Influencing Factors Among Youths Undergoing Substance Abuse Treatment in Thailand: A Cross-Sectional Study. SAGE Open Nursing, 9, 237796082311579. https://doi.org/10.1177/23779608231157986

Gorgulu, T. (2019). The effect of self-efficacy and coping strategies on treatment motivation of individuals in the substance addiction group work process. Dusunen Adam: The Journal of Psychiatry and Neurological Sciences. https://doi.org/10.14744/DAJPNS.2019.00005

Haris, Z., Kamaluddin, M. T., & Sitorus, R. J. (2019). Pengaruh jenis zat dan teman sebaya dengan kejadian relaps pada penyalahguna narkotika di Rehabilitasi IPWL RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 6(1), Article 1. https://doi.org/10.32539/JKK.v6i1.7237

Hernanto, F. F., Harsa, A. P., & Permana, R. A. (2020). Resilience among drug abuser under treatment program in drug rehabilitation center in surabaya. Journal of Vocational Nursing, 1(2), 135. https://doi.org/10.20473/jovin.v1i2.23561

Kusumawaty, I., Yunike, Jawiah, & Rehana. (2021). Family resilience in caring for drug addiction. Gaceta Sanitaria, 35, S491–S494. https://doi.org/10.1016/j.gaceta.2021.10.079

Navabi, N., Asadi, A., & Nakhaee, N. (2017). Impact of Drug Abuse on Family Quality of Life. Addiction & Health, 9(2), 118–119.

Nawangsih, S. K., & Sari, P. R. (2017). Stres pada mantan pengguna narkoba yang menjalani rehabilitasi. Jurnal Psikologi, 15(2), 99–107. https://doi.org/10.14710/jpu.15.2.99-107

Orjiakor, C. T., Ugwu, D. I., Eze, J. E., Ugwu, L. I., Ibeagha, P. N., & Onu, D. U. (2017). Prolonged incarceration and prisoners’ wellbeing: Livid experiences of awaiting trial/pre-trial/remand prisoners in Nigeria. International Journal of Qualitative Studies on Health and Well-Being, 12(1), 1395677. https://doi.org/10.1080/17482631.2017.1395677

Primanda, W. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Motivasi Untuk Sembuh Pada Pengguna Napza di Rehabilitasi BNN Tanah Merah Samarinda Kalimantan Timur. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v3i1.3749

Pusat Penelitian, Data, dan Informasi Badan Narkotika Nasional. (2022). Indonesia Drugs Report Tahun 2022. Badan Narkotika Nasional.

Reden Sy, T., & Hechanova, M. R. (2020). Family Support as Moderator of the relation between Coping Skills and Substance Use Dependence among Filipinos who use drugs. Asia-Pacific Social Science Review, 20(1).

Rowaert, S., Vandevelde, S., Audenaert, K., & Lemmens, G. (2018). Family Support Groups for Family Members of Mentally Ill Offenders: Therapeutic Factors. Australian and New Zealand Journal of Family Therapy, 39(2), 186–199. https://doi.org/10.1002/anzf.1296

Singh, S. (2023). Examine the Influence of Family Support and Counselling in Drug Recovery Rates. International Journal of Research in Engineering, Science and Management, 6(8), Article 8.

Sudewaji, B. A., & Eryani, R. D. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Motivasi untuk Sembuh pada Pecandu Narkoba. Prosiding Psikologi, 0, Article 0. https://doi.org/10.29313/.v0i0.16679

Supriyanto, A., Hendiani, N., Hartini, S., & Sabri, F. (2021). Addiction Counselor Profession: Perception of Family Support for Recovering from Drug Abuse Addiction. Counsellia: Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 11(1), 17. https://doi.org/10.25273/counsellia.v11i1.8585

Tarján, A., Dudás, M., Wiessing, L., Horváth, G., Rusvai, E., Tresó, B., & Csohán, Á. (2017). HCV prevalence and risk behaviours among injectors of new psychoactive substances in a risk environment in Hungary—An expanding public health burden. International Journal of Drug Policy, 41, 1–7. https://doi.org/10.1016/j.drugpo.2016.11.006

United Nations Office on Drugs and Crime. (2018). World Drug Report 2018. https://www.unodc.org/wdr2018/

Valencia, J., Alvaro-Meca, A., Troya, J., Gutiérrez, J., Ramón, C., Rodríguez, A., Vázquez-Morón, S., Resino, S., Moreno, S., & Ryan, P. (2020). Gender-based vulnerability in women who inject drugs in a harm reduction setting. PLOS ONE, 15(3), e0230886. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0230886

Van Trieu, N., Uthis, P., & Suktrakul, S. (2020). Alcohol dependence and the psychological factors leading to a relapse: A hospital-based study in Vietnam. Journal of Health Research, 35(2), 118–131. https://doi.org/10.1108/JHR-07-2019-0157

Wahyuni, S. E., Daulay, W., & Nasution, M. L. (2020). Level of motivation to stop narcotics, psychotropics and addictive substance. Enfermería Clínica, 30, 23–26. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.12.018

Wiese, B., & Wilson-Poe, A. R. (2018). Emerging Evidence for Cannabis’ Role in Opioid Use Disorder. Cannabis and Cannabinoid Research, 3(1), 179–189. https://doi.org/10.1089/can.2018.0022

Zeng, X., Lu, M., & Chen, M. (2021). The relationship between family intimacy and relapse tendency among people who use drugs: A moderated mediation model. Substance Abuse Treatment, Prevention, and Policy, 16(1), 48. https://doi.org/10.1186/s13011-021-00386-7

Catatan kaki

Pernyataan Konflik Kepentingan: Para penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun.
Kontribusi Penulis: AS (Konseptualisasi, Metodologi, Validasi, Penyiapan naskah - draft, Penyiapan naskah - reviu & pengeditan); HS (Metodologi, Supervisi); RUP (Metodologi, Supervisi).
Berbagi Data: Tidak terdapat data yang relevan untuk dibagikan.
Catatan Penerbit: Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim atas perspektif atau buah pikiran yang diterbitkan.

Author notes

arkan2aditya14@gmail.com

Non-profit publishing model to preserve the academic and open nature of scientific communication
HTML generated from XML JATS4R by