Original Research

Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi pria pada Penggunaan Alat Kontraspesi: Penelitian Observasional

Factors Affecting Male Involvement in Contraceptive Use: An Observational Study

Ni Nyoman Murti
Program Studi Diploma Pembelajaran Jarak Jauh Kebidanan, Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur, Indonesia
Eli Rahmawati
Program Studi Diploma Kebidanan Kampus Balikpapan, Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur, Indonesia
Novi Pasiriani
Program Studi Diploma Kebidanan, Jurusan Kebidanan, Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur, Indonesia

Health Information: Jurnal Penelitian

Poltekkes Kemenkes Kendari, Indonesia

ISSN: 2085-0840

ISSN-e: 2622-5905

Periodicity: Bianual

vol. 15, no. 1, 2023

jurnaldanhakcipta@poltekkes-kdi.ac.id

Received: 27 November 2022

Accepted: 31 March 2023



DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.738

Funding

Funding source: Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Contract number: 2021

Corresponding author: baratamurti@gmail.com

Authors retain copyright and grant the journal right of firstpublication with the work simultaneously licensed under a CreativeCommons Attribution-ShareAlike 4.0 International License thatallows others to share the work with an acknowledgment of theworks authorship and initial publication in this journal and able toenter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journals published version of the work(e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book).

Ringkasan: Angka pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi dan program Keluarga Berencana terus digalakkan. Sebagai upaya penguatan partisipasi dalam program KB melibatkan pria dalam promosi dan edukasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi. Penelitian dilakukan di Desa Gunung Mulia dengan total responden sebanyak 54 pria yang dipilih dengan teknik purposive sampling dari populasi sejumlah 425 pasangan usia subur. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisis statistik dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi statistik, variabel pengetahuan (p=0,000), pendidikan (p=0,000), budaya patriarki (p=0,000), dan akses layanan kesehatan (p=0,000). Terdapat hubungan antara partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi dengan pengetahuan, pendidikan, budaya patriarki, dan akses layanan kesehatan. Diperlukan penelitian lanjutan dengan menambahkan faktor lain yang mungking berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi.

Kata kunci: Pengetahuan, Pendidikan, Budaya patriarki, Akses pelayanan kesehatan, Partisipasi pria, Alat kontrasepsi.

Abstract: The population growth rate in Indonesia is still high and the Family Planning program continues to be promoted. As an effort to strengthen participation in the Family Planning program, it is necessary to involve men in promotion and education. This study aims to examine factors related to men's participation in using contraception. The study was conducted in Gunung Mulia Village with a total of 54 male respondents selected using purposive sampling technique from a population of 425 fertile couples. Data collection was done using a questionnaire instrument. Data analysis was performed using frequency distribution and statistical analysis with the Chi-square test. The results showed a statistical correlation between the variables of knowledge (p=0.000), education (p=0.000), patriarchal culture (p=0.000), and access to health services (p=0.000). There is a relationship between men's participation in using contraception and knowledge, education, patriarchal culture, and access to health services. Further research is needed by adding other factors that may be related to the use of contraception.

Keywords: Knowledge, Education, Patriarchal culture, Health service access, Male involvement, Contraceptive methods.

PENDAHULUAN

Pengintegrasian gender ke dalam program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu tema dalam pembangunan kesehatan yang penting untuk meningkatkan kesehatan bangsa dan kesetaraan gender (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2016; Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (Kompak), 2017), sehingga pelibatan peran aktif pria dalam program kesehatan, terutama program keluarga berencana (KB) merupakan salah satu upaya yang sedang aktif dilakukan (Grindlay et al., 2018; Sharma et al., 2018).

Pendekatan dalam program KB dengan menempatkan pria sebagai mitra perencanaan pemrograman kehamilan merupakan kesetaraan bagi wanita, karena pria terlibat langsung dalam proses fertilitas (Kriel et al., 2019). Wujud kesetaraan dan keadilan gender melalui pembagian peran dan tanggung jawab yang seimbang antara suami-istri (Fauk et al., 2021; Indriyawati et al., 2019). Proses yang memerlukan peran aktif baik oleh wanita maupun pria untuk keberhasilan penggunaan metode kontrasepsi dan keberhasilan program KB (Bintoro et al., 2021).

Secara global, partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi sangat mendukung keberhasilan program KB (Callahan et al., 2019), di Indonesia menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018 (Badan Pusat Statistik, 2018) bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) KB masih mengandalkan kontrasepsi suntik (59,57%) dan pil (20,71%). Sedangkan peserta KB pria hanya mencapai 1,27% dengan penggunaan MOP = 0,27% dan kondom = 1%. Berbagai faktor menjadi penyebab rendahnya cakupan partisipasi pria dalam program KB, pengetahuan, sikap, dan praktik yang dipengaruhi oleh lingkungan, sosial, dan budaya dalam masyrakat, keterbatasan informasi dan aksesibilitas terhadap pelayanan KB pria, dan jenis alat kontrasepsi pria yang masih terbatas (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, 2013; Chekole et al., 2019; Odimegwu et al., 2018).

METODE

Penelitian dilakukan menggunakan desain observasional dan metode pengumpulan data secara potong lintang. Populasi merupakan pasangan usia subur yang berada di wilayah kerja Puskesmas Babulu, Penajam Paser Utara, sejumlah 425. Penentuan besar sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan total sampel 54 responden. Pengambilan data dilakukan mulai bulan Mei-Agustus 2021.

Partisipasi Pria dalam Menggunakan Kontrasepsi

Data partisipasi pria pada penggunaan kontrasepsi merupakan pengumpulan data pengetahuan, pendidikan, budaya patriarki di lingkungan keluarga, dan akses pelayanan kesehatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selama penelitian, peneliti menerapkan aspek etik penelitian terstandar dengan melakukan kontrak persetujuan setelah penjelasan, dan tidak memberikan interpretasi hasil penelitian secara langsung kepada responden.

Pengolahan dan Analisis Data

Data disajikan menggunakan distribusi frekuensi setiap variabel. Data statistik diuji dengan metode Chi-square.

HASIL

Tabel 1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Umur dan Pekerjaan Responden
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Umur dan Pekerjaan Responden
DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.738.g776

Responden yang berjumlah 54 pria, mayoritas berusia dalam rentan 36-40 tahun, dan beekrja sebagai wiraswasta (Tabel 1).

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Partisipasi Pria Menggunakan Kontrasepsi, Pengetahuan, Pendidikan, Budaya Patriarki Dan Akses Pelayanan Kesehatan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Variabel Partisipasi Pria Menggunakan Kontrasepsi, Pengetahuan, Pendidikan, Budaya Patriarki Dan Akses Pelayanan Kesehatan
DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.738.g777

Mayoritas responden (72,2%) tidak berpartisipasi pada program KB dalam penggunaan alat kontrasepsi, dengan kategori pengetahuan yang kurang baik (72,2%), berpendidikan rendah (66,7%). Pada variabel pengaruh budaya patriarki, mayoritas responden (68,5%) tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Akses pelayanan kesehatan dalam kategori sukar untuk dicapai (72,2% (Tabel 2).

Tabel 3
Hasil Analisis Bivariat Variabel Pengetahuan, Pendidikan, Budaya Patriarki, dan Akses Pelayanan Kesehatan
Hasil Analisis Bivariat Variabel Pengetahuan, Pendidikan, Budaya Patriarki, dan Akses Pelayanan Kesehatan
DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.738.g778

Analisis statistik hubungan antar variabel dengan partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi, keempat variabel, pengetahuan, pendidikan, budaya patriartik, dan akses pelayanan kesehatan dengan nilai probabilitas (p value) = 0,00 0 (< 0,05). Sedangkan kemungkinan partisipasi dalam program KB pada penggunaan alat kontrasepsi, nilai OR yang cukup bervariasi (Tabel 3).

Tabel 4
Analisis Statistik Multivariat
Analisis Statistik Multivariat
DOI: https://doi.org/10.36990/hijp.v15i1.738.g779

Berdasarkan hasil analisis statistik multivariat pada hubungan antara pengetahuan, pendidikan, budaya patriarki dan akses pelayanan kesehatan, bahwa variabel pengetahuan, pendidikan, budaya patriarki dan akses pelayanan kesehatan memiliki hubungan bersama dengan partisipasi pria dalam penggunaan kontrasepsi. Sedangkan variabel akses terhadap pelayanan kesehatan tidak berhubungan signifikan. Variabel yang paling dominan mempengaruhi partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi adalah budaya patriarki dengan nilai OR sebesar 30,390 (Tabel 4).

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu, hasil penelitian juga menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan pria mengenai alat kontrasepsi masih rendah dan berdampak pada partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi. Keterbatasan pengetahuan mengenai metode dan penggunaan alat kontrasepsi dapat berasal dari faktor budaya, agama, dan tingkat pendidikan terakhir. Penelitian sebelumnya pada komunitas di Saudi Arabia juga menegaskan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, budaya, dan penggunaan alat kontrasepsi (Karim et al., 2021).

Pengetahuan mengenai kontrasepsi dapat beragam dan dapat mempengaruhi penggunaannya oleh pria. Beberapa faktor yang dapat memengaruhi penggunaan kontrasepsi pada pria antara lain adalah kurangnya pengetahuan mengenai metode kontrasepsi yang tersedia, kekhawatiran akan efek samping dari penggunaan metode kontrasepsi, serta dukungan yang diberikan oleh pasangan sebagai dasar kepercayaan terhadap keamanan penggunaan kontrasepsi. Studi oleh Thummalachetty et al. (2017) menunjukkan bahwa kekhawatiran akan efek samping adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pria untuk tidak menggunakan metode kontrasepsi apapun. Studi oleh Aryeetey et al. (2010) juga menunjukkan bahwa dukungan dari pasangan dapat meningkatkan kepercayaan pria terhadap penggunaan kontrasepsi.

Terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pendidikan mempengaruhi penggunaan kontrasepsi pada pria. Studi menunjukkan bahwa pria dengan pendidikan tinggi lebih banyak menggunakan kontrasepsi, sementara pria dengan pendidikan rendah cenderung tidak menggunakan kontrasepsi dengan peluang 12,571. Faktor predisposisi penting untuk menggunakan alat kotraspesi, pendidikan dapat mempengaruhi pengatahuan dan sikap, demikian juga berpotensi terhadap pikiran terbuka, dan perubahan sosial (Gubhaju, 2009; Mkwananzi, 2022).

Budaya tentang patriarki dalam lingkup keluarga, dan masyarakat, secara statistik berhubungan dengan partisipasi pria dalam menggunakan alat kontrasepsi. Budaya patriarki adalah sistem sosial terdahulu, melibatkan pengupahan mayoritas dari sisi pria, dan rumah tangga oleh wanita. Namun, budaya tersebut terdegradasi dengan era reformasi (Ida, 2001). Hasil penelitian ini mengkonfirmasi bahwa mayoritas responden tidak terpengaruh dengan budaya patriarki.

Faktor terakhir yang diteliti adalah Kemudahan akses fasilitas layanan kesehatan, dengan mayoritas responden mengalami akses yang sukar. Sebagaimana seharusnya fasilitas layanan kesehatan di Indonesia, yang dapat dijangkau oleh masyarakat adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang tersedia di setiap Kecamatan. Akses fasilitas layanan kesehatan berupa kelengkapan tenaga kesehatan di Puskesmas yang berdasarkan penelitian terdahulu, dari sejumlah tenaga kesehatan, dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan farmasi, keandalan layanan sumber daya manusia tersebut ditunjukkan dengan kelengkapan Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik yang dimiliki (Nurlinawati et al., 2020). Selain legalitas tersebut, saat ini berbagai program kesehatan yang terpusat di Puskesmas masih tumpang tindih dan tidak sinkron (Oktariyanto, 2016). Hal ini yang dapat menyebabkan adanya kesukaran dalam akses layanan kesehatan, sebagaimana hasil penelitian ini.

Selain faktor yang manjadi fokus utama penelitian, berbagai hal lain mempengaruhi penggunaan kontrasepsi, status ekonomi, jumlah anak, dan usia pernikahan. Penelitian terdahulu (Sait et al., 2021) menemukan pengaruh yang positif antara status ekonomi yang baik dengan pemilihan untuk menggunakan kontrasepsi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Secara statistik, pengetahuan, pendidikan, budaya patriarki, dan akses pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap partisipasi penggunaan alat kontrasepsi oleh pria. Penelitian lanjutan perlu dilakukan dengan melengkapi faktor internal rumah tangga untuk mengatahui pengaruhnya terhadap pilihan menggunakan alat kontrasepsi. Dengan kelengkapan berbagai faktor tersebut akan memberikan rekomendasi upaya peningkatan kesehatan masyarakat dalam program keluarga berencana.

Kekurangan Penelitian

Peneliti tidak mengkaji data terbaru tentang status pernikahan saat ini, menikah atau bercerai kendatipun data dari Puskesmas bahwa responden sebagai pasangan usia subur. Selain itu tidak dilakukan penelitian awalan tentang persepsi budaya dan agama tentang alat kontrasepsi yang mungkin mempengaruhi partisipasi penggunaan alat kontrasepsi.

Mengakui

Penelitian ini mendapatkan pendanaan dari Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur.

DAFTAR PUSTAKA

Aryeetey, R., Kotoh, A., & Hindin, M. (2010). Knowledge, Perceptions and Ever Use of Modern Contraception among Women in the Ga East District, Ghana. African Journal of Reproductive Health / La Revue Africaine de La Santé Reproductive, 14(4), 26–31.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2013). Pemantauan Pasangan Usia Subur Melalui Mini Survei Indonesia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Badan Pusat Statistik. (2018). Statistik Kesejahteraan Rakyat 2018. Badan Pusat Statistik.

Bintoro, T., Murti, B., & Suwarto. (2021). Wife’s Support, Access to Health Services, Availability of Competent Health Personnel and Infrastructure and Intention to Have a Vasectomy for Married Men. Medico Legal Update, 21(2), Article 2. https://doi.org/10.37506/mlu.v21i2.2851

Callahan, R. L., Brunie, A., Mackenzie, A. C. L., Wayack-Pambè, M., Guiella, G., Kibira, S. P. S., & Makumbi, F. (2019). Potential user interest in new long-acting contraceptives: Results from a mixed methods study in Burkina Faso and Uganda. PLOS ONE, 14(5), e0217333. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0217333

Chekole, M. K., Kahsay, Z. H., Medhanyie, A. A., Gebreslassie, M. A., & Bezabh, A. M. (2019). Husbands’ involvement in family planning use and its associated factors in pastoralist communities of Afar, Ethiopia. Reproductive Health, 16(1), 33. https://doi.org/10.1186/s12978-019-0697-6

Fauk, N. K., Ward, P. R., Hawke, K., & Mwanri, L. (2021). Cultural and religious determinants of HIV transmission: A qualitative study with people living with HIV in Belu and Yogyakarta, Indonesia. PLOS ONE, 16(11), e0257906. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0257906

Grindlay, K., Dako-Gyeke, P., Ngo, T. D., Eva, G., Gobah, L., Reiger, S. T., Chandrasekaran, S., & Blanchard, K. (2018). Contraceptive use and unintended pregnancy among young women and men in Accra, Ghana. PLOS ONE, 13(8), e0201663. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0201663

Gubhaju, B. (2009). The Influence of Wives’ and Husbands’ Education Levels on Contraceptive Method Choice in Nepal, 1996-2006. International Perspectives on Sexual and Reproductive Health, 35(4), 176–185.

Ida, R. (2001). The Construction of Gender Identity in Indonesia: Between Cultural Norms, Economic Implications, and State Formation. Masyarakat, Kebudayaan Dan Politik, 14(1).

Indriyawati, N., Susiloretni, K. A., & Najib, N. (2019). The Current Use Contraception in Indonesia. Jurnal Kebidanan, 9(2), Article 2. https://doi.org/10.31983/jkb.v9i2.5309

Karim, S. I., Irfan, F., Saad, H., Alqhtani, M., Alsharhan, A., Alzhrani, A., Alhawas, F., Alatawi, S., Alassiri, M., & M. A. Ahmed, A. (2021). Men’s knowledge, attitude, and barriers towards emergency contraception: A facility based cross-sectional study at King Saud University Medical City. PLoS ONE, 16(4), e0249292. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0249292

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional & Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2016). Kertas Kebijakan Kesetaraan Gender. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (Kompak). (2017). Gender Equality & Social Inclusion Strategy: Kompak 2017-2018. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.

Kriel, Y., Milford, C., Cordero, J., Suleman, F., Beksinska, M., Steyn, P., & Smit, J. A. (2019). Male partner influence on family planning and contraceptive use: Perspectives from community members and healthcare providers in KwaZulu-Natal, South Africa. Reproductive Health, 16(1), 89. https://doi.org/10.1186/s12978-019-0749-y

Mkwananzi, S. (2022). Gender differentials of contraceptive knowledge and use among youth – evidence from demographic and health survey data in selected African countries. Frontiers in Global Women’s Health, 3, 880056. https://doi.org/10.3389/fgwh.2022.880056

Nurlinawati, I., Rosita, R., & Sumiarsih, M. (2020). Mutu Tenaga Kesehatan di Puskesmas: Analisis Data Risnakes 2017. AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat, 1(1), Article 1.

Odimegwu, C. O., Amoo, E. O., & Wet, N. D. (2018). Teenage pregnancy in South Africa: Where are the young men involved? South African Journal of Child Health, 12(2b), Article 2b. https://doi.org/10.7196/SAJCH.2018.v12i2b.1523

Oktariyanto, O. (2016). Penyelenggaraan Pelayanan Keluarga Berencana dalam Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen, 9(2), 77–88. https://doi.org/10.24156/jikk.2016.9.2.77

Sait, M., Aljarbou, A., Almannie, R., & Binsaleh, S. (2021). Knowledge, attitudes, and perception patterns of contraception methods: Cross-sectional study among Saudi males. Urology Annals, 13(3), 243. https://doi.org/10.4103/UA.UA_42_20

Sharma, S., Kc, B., & Khatri, A. (2018). Factors influencing male participation in reproductive health: A qualitative study. Journal of Multidisciplinary Healthcare, 11, 601–608. https://doi.org/10.2147/JMDH.S176267

Thummalachetty, N., Mathur, S., Mullinax, M., DeCosta, K., Nakyanjo, N., Lutalo, T., Brahmbhatt, H., & Santelli, J. S. (2017). Contraceptive knowledge, perceptions, and concerns among men in Uganda. BMC Public Health, 17, 792. https://doi.org/10.1186/s12889-017-4815-5

Catatan kaki

Editor Akademis: Ainul Rafiq (Poltekkes Kemenkes Kendari, INDONESIA).
Pernyataan Konflik Kepentingan: Para penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepentingan dengan pihak manapun.
Kontribusi Penulis: NNM (Konseptualisasi, Metodologi, Analisis formal, Penyiapan naskah - draft, Penyiapan naskah - reviu & pengeditan ); ER (Metodologi, Analisis formal, Investigasi); NP (Investigasi).
Berbagi Data: Data penelitian tersedia melalui korespondensi dengan penulis.
Pernyataan Penerbit: Poltekkes Kemenkes Kendari menyatakan tetap netral sehubungan dengan klaim dari perspektif atau buah pikiran yang diterbitkan.

Author notes

baratamurti@gmail.com

Non-profit publishing model to preserve the academic and open nature of scientific communication
HTML generated from XML JATS4R by