Original Research
Received: 14 January 2023
Accepted: 26 March 2023
Funding
Funding source: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Contract number: B/87/E3/RA.00/2020
Award recipient: Yulinda Margaret Bambungan
Corresponding author: linda.bambungan224@gmail.com
Ringkasan: Daun gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd) merupakan salah satu tanaman khas Papua yang secara empiris digunakan sebagai penghilang nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek analgetik dan dosis efektif ekstrak daun L. decumana pada hewan coba mencit jantan. Metode penelitian eksperimental pada 25 ekor mencit jantan yang dikelompokkan de dalam 5 kelompok sesuai dengan perlakuan, yaitu kontrol negatif Na-CMC 1%, kontrol positif asetosal 1%, ekstrak daun gatal dosis 250 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 1000 mg/kgBB. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun gatal dosis 250mg, 500mg, 1000mg/kgBB mempunyai efek analgetik (0,000<0,05) dan dosis yang paling efektif adalah 1000mg/kgBB. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengkonfirmasi fraksi kandungan kimia spesifik daun L. decumana sebagai analgesik.
Kata kunci: Daun gatal, Eksrak daun Laportea decumana, Analgesik, Penelitian hewan coba.
Abstract: Laportea decumana (Roxb.) Wedd, commonly known as "daun gatal" in Papua, is a plant that is empirically used as a pain reliever. The purpose of this study was to determine the analgesic effect and effective dose of L. decumana leaf extract on male mice. The experimental research method was conducted on 25 male mice that were divided into 5 groups according to treatment, which were negative control of 1% Na-CMC, positive control of 1% aspirin, and L. decumana leaf extract doses of 250 mg/kgBW, 500 mg/kgBW, and 1000 mg/kgBW. The results showed that L. decumana leaf extract doses of 250mg, 500mg, 1000mg/kgBW had analgesic effects (0.000<0.05), and the most effective dose was 1000mg/kgBW. Further research is needed to confirm the specific chemical constituents of L. decumana leaf extract as an analgesic.
Keywords: Daun gatal, Laportea decumana leaf extract, Analgesic, Animal research.
PENDAHULUAN
Nyeri atau rasa sakit merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan. Adanya nyeri dapat dianggap sebagai salah satu tanda dan gejala penyakit yang menjadi sebab kunjungan ke fasilitas layanan kesehatan. Peradangan melibatkan fasiologi nyeri pada tubuh, baik peradangan maupun nyeri adalah respons biokimia, termasuk aktivasi enzim, pelepasan mediator peradangan dan ekstravasasi cairan, migrasi sel, dan degradasi dan perbaikan jaringan (Medzhitov, 2008).
Kendatipun pengobatan masalah nyeri telah tersedia secara luas, dan terjangkau, masyarakat masih mengandalkan penggunaan tumbuhan sebagai pilihan utama penanganan nyeri (Jahromi et al., 2021). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, 31,4 persen masyarakat di Indonesia menggunakan Pelayanan Kesehatan Tradisional (Tim Riskesdas 2018, 2019), dengan argumen penggunaan bahan alam untuk penanganan penyakit, pengobatan herbal, ialah kepercayaan tanpa menimbulkan efek perburukan yang tidak diinginkan karena hanya terdiri atas komposisi alami (Weiner & Ernst, 2004). Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan memberikan jaminan atas pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional secara luas, dengan tujuan untuk menggantikan atau pendamping pengobatan konvesional (Widowati et al., 2020).
Di Papua sendiri penggunaan tumbuhan untuk pengobatan telah turun temurun dilakukan (Budiarti et al., 2020). Obat anti nyeri yang luas digunakan, daun gatal (Laportea decumana), mudah didapatkan oleh masyarakat Papua dan diaplikasikan secara topikal (Paisey et al., 2017). Berdasarkan penelitian terdahulu, telah dikonfirmasi aktivitas dari kandungan kimia L. decumana terhadap bakteri (Simaremare et al., 2020).
Kajian sebelumnya tentang efek analgesik L. decumana telah dilakukan oleh Simaremare et al. (2022). Penelitian ini merupakan pengujian lanjutan pada hewan coba.
METODE
Penelitian ini merupakan kajian eksperimental dengan metode rancangan acak lengkap pada hewan coba. Penelitian ini dilaksanakan setelah memperoleh persetujuan laik etik dari Komisi Bioetika Penelitian Kedokteran/Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang Nomor 299/IX/2020/Komisi Bioetik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua pada bulan Mei-Oktober 2020. Populasi penelitian adalah mencit jantan (Mus musculus). Total sampel sejumlah 25 ekor mencit jantan usia 4-5 bulan dengan berat badan 20-30 gram.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas ukur, kandang mencit, kapas steril, kertas saring, corong, mortir, stamfer, beaker glass, spatula, lempeng KLT, pipet, spuit injeksi 1 cc, timbangan digital, toples kaca, rotary evaporator. Bahan yang digunakan adalah daun gatal, aquadest, Na-CMC 1%, asam asetal glasial 1%, asetosal, etanol 96%.
Pembuatan Ekstrak Daun Gatal
Daun gatal yang telah di petik disortir dan dibersihkan, dan dirajang dengna ukuran sekitar 5 cm. Rajangan daun L. decumana dikeringkan dengan metode penganginan tanpa terkena sinar matahari langsung. Setelah kering, 300 gram daun L. decumana diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 700 mL selama 2 x 24 jam, maserasi dilakukan sebanyak 2 kali. Maserat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator.
Penyiapan Hewan Percobaan
Mencit jantan dikelompokkan ke dalam 5 kelompok dengan masing-masing berjumlah 5 ekor. Hewan coba diaklimatisasi selama 7 hari sebelum dilakukan perlakuan.
Pengujian Efek Analgetik Ekstrak Daun Gatal
Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dengan menghitung jumlah refleks geliat pada mencit jantan setelah diinduksi nyeri dengan asam asetat intra peritoneal 0.3 mg/gramBB, 30 menit setelah mencit diberikan perlakuan oral. Refleks geliat diamati setiap 5 menit selama 60 menit.
Pengolahan, dan Analisis Data
Jumlah refleks geliat masing-masing kelompok perlakuan dihitung totalnya kemudian ditentukan nilai rata-rata. Digunakan uji statistik analisis lanjutan Tukey’s HSD (Honestly Significant Difference).
HASIL
Rata-rata jumlah refleks geliat yang tertinggi adalah kelompok I (Na-CMC 1%) sebanyak 12,2 dan yang terendah kelompok V(ekstrak 1000mg/kgBB) sebanyak 0,6 (Tabel 1).
Kelompok kontrol negatif berbeda nyata dengan kelompok dosis 250mg, 500mg, 1000mg/kgBB dan kontrol positif (Asetosal) (Tabel 2).
PEMBAHASAN
Induksi nyeri melalui pemberian asam asetat pada hewan coba untuk menentukan efek analgesik atas bahan uji coba (Gawade, 2012). Aktivitas analgetika esktrak daun L. decumana pada mencit jantan yang diamati melalui writhing test menunjukkan perbedaan rata-rata reflek geliat. Perbedaan rerata reflek geliat berdasarkan kepada anti nyeri yang diberikan, pada kelompok kontrol negatif diberikan Carboxymethyl Cellulose Sodium (Na-CMC), kelompok kontrol positif diberikan obat analgesik asetosal, dan kelompok intervensi dengan dosis ekstrak daun L. decumana yang berbeda.
Reflek geliat yang diukur setiap 5 menit selama 60 menit pada kelompok intervensi menunjukkan perbedaan rata-rata. Dari uji statistik Tukey’s HSD, di antara dosis yang paling kuat memberikan efek antinyeri adalah dosis ekstrak daun L. decumana 1000 mg/kgBB, dan berbeda jauh dengan kelompok kontrol positif obat analgesik asetosal. Sesuai dengan penelitian Simaremare et al. (2022) bahwa pada dosis tertentu, ekstrak daun L. decumana memberikan efek analgesik.
Penelitian tentang kandungan kimia daun L. decumana yang dilakukan oleh Galih (2019) mengkonfirmasi adanya saponin dan flavonoid. Berbagai kajian ilmiah (Tan et al., 2022) memberikan perspektif senyawa kimia saponin sebagai analgesik untuk masalah nyeri. Karena pada ekstrak bahan alam terdapat lebih dari satu kandungan kimia aktif yang menjadi sangat unik dalam efeknya sebagai anti nyeri.
Kendatipun secara empiris daun L. decumana dimanfaatkan oleh masyarakat di Wilayah Timur Indonesia (Thalib et al., 2021), untuk menjadi fitofarmaka masih memerlukan kajian ilmiah pada efektivitasnya, dosis, jenis nyeri, dan waktu dan cara penggunaannya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian mengkonfirmasi efek analgesik ekstrak daun L. decumana pada dosis 1000 mg/kgBB dibandingkan dengan kontrol positif asetosal 1 persen.
Kekurangan Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan ekstrak daun gatal pada dosis tertentu dan tidak secara spesifik mengkaji fraksi kandungan kimia aktif sebagai analgesik.
Mengakui
Penelitian didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dalam Program Pendanaan Penelitian di Perguruan Tinggi Non-PTNBH Usulan Tahun 2019 skema Penelitian Dosen Pemula.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, M., Maruzy, A., Mujahid, R., Sari, A. N., Jokopriyambodo, W., Widayat, T., & Wahyono, S. (2020). The use of antimalarial plants as traditional treatment in Papua Island, Indonesia. Heliyon, 6(12), e05562. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2020.e05562
Galih, R. (2019). In vitro Investigation of Proposed Anti-Inflammatory Properties Originating from Daun Gatal (Laportea decumana) Hexane Extract [Master’s Thesis, Indonesia International Institute for Life Sciences]. http://repository.i3l.ac.id/jspui/handle/123456789/156
Gawade, S. P. (2012). Acetic acid induced painful endogenous infliction in writhing test on mice. Journal of Pharmacology & Pharmacotherapeutics, 3(4), 348. https://doi.org/10.4103/0976-500X.103699
Jahromi, B., Pirvulescu, I., Candido, K. D., & Knezevic, N. N. (2021). Herbal Medicine for Pain Management: Efficacy and Drug Interactions. Pharmaceutics, 13(2), 251. https://doi.org/10.3390/pharmaceutics13020251
Medzhitov, R. (2008). Origin and physiological roles of inflammation. Nature, 454(7203), 428–435. https://doi.org/10.1038/nature07201
Paisey, E. K., Muyan, Y., Edowai, D. N., & Dailami, M. (2017). Genetic Analysis of Itchy Leaves (Laportea, sp) in Papua for Herbal Medicinal Products as Development of Studying Economics Value. Natural Science, 9(2), Article 2. https://doi.org/10.4236/ns.2017.92004
Simaremare, E. S., Gunawan, E., Yarangga, I., Satya, M. D., & Yabansabra, Y. R. (2020). Antibacterial and Toxicity Activities Itchy Leaves (Laportea decumana, Roxb. Wedd) Extract. Journal of Physics: Conference Series, 1503(1), 012041. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1503/1/012041
Simaremare, E. S., Tolip*, M. R. Y., & Pratiwi, R. D. (2022). Formulation and Effectiveness Test of Analgesic Patch from Itchy Leaves (Laportea decumana (Roxb.) Wedd). Current Applied Science and Technology, 22(3). https://doi.org/10.55003/cast.2022.03.22.008
Tan, B., Wu, X., Yu, J., & Chen, Z. (2022). The Role of Saponins in the Treatment of Neuropathic Pain. Molecules, 27(12), 3956. https://doi.org/10.3390/molecules27123956
Thalib, A., Masadah, R., Prihartono, P., Hamid, F., Hasan, H., Keliwawa, S., & Labulawa, I. (2021). Laportea decumana (Robx) Wedd. Herbal Endemic Potential from Indonesia: A Literature Review. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences, 9(F), 639–643. https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7759
Tim Riskesdas 2018. (2019). Laporan Nasional Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB).
Weiner, D. K., & Ernst, E. (2004). Complementary and alternative approaches to the treatment of persistent musculoskeletal pain. The Clinical Journal of Pain, 20(4), 244–255. https://doi.org/10.1097/00002508-200407000-00006
Widowati, L., Sampurno, O. D., Siswoyo, H., Sasanti, R., Nurhayati, & Delima. (2020). Kajian Kebijakan Pemanfaatan Obat Tradisional di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Era Jaminan Kesehatan Nasional. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 23(4), 246–255.
Catatan kaki
Author notes
linda.bambungan224@gmail.com