Original Research
Received: 04 July 2022
Accepted: 23 November 2022
Funding
Funding source: Poltekkes Kemenkes Kendari
Contract number: UT.01.01/1/4664/2019
Award recipient: Wahida; Fitriyanti
Corresponding author: fitriyanti@poltekkes-kdi.ac.id
Ringkasan: Pada periode setelah ASI eksklusif, anak akan diberi makanan pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). Kebiasaan budaya yang berlaku dalam pengolahan dan pemberian makanan dapat mempengaruhi asupan nutrisi pada anak. Pada suku Bajo, akses terhadap pelayanan kesehatan dan gizi yang memadai masih kurang baik. Oleh karena itu, penting dilakukan penelitian tentang pemantauan pertumbuhan anak melalui stimulasi anak pada Suku Bajo menggunakan instrumen Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP).
Kata kunci: Asupan gizi, MP-ASI, budaya, suku Bajo, pemantauan pertumbuhan anak, KPSP.
Abstract: After exclusive breastfeeding, the child will be given complementary food from Breast Milk Substitute (BMS). Cultural habits in food preparation and feeding practices can affect nutrient intake in children. In the Bajo tribe, access to adequate health and nutrition services is still inadequate. Therefore, it is essential to research monitoring child growth through child stimulation in the Bajo tribe using the Pre-screening Development Questionnaire (KPSP) instrument.
Keywords: Nutrient intake, BMS, culture, Bajo tribe, child growth monitoring, KPSP.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses pematangan fungsi fisiologis, sosiologis, dan psikologis. Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan asupan gizi merupakan penentu paling dominan dalam 1000 hari pertama kehidupan (Inzaghi et al., 2022). Asupan gizi yang diterima oleh anak ditentukan oleh bagaimana nutrisi yang ibu dapatkan. Ibu menyusui dalam enam bulan pertama pasca persalinan memerlukan diet yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan fisiologisnya dan kebutuhan bayi (Likhar & Patil, 2022).
Dalam kajian terdahulu, nutrisi yang didapatkan oleh anak juga ditentukan oleh kebiasaan budaya yang berlaku, dan khususnya terjadi di daerah pesisir (Yuarnistira et al., 2019). Budaya dapat menjadi aturan tidak resmi namun berlaku di tengah masyarakat. Budaya mengatur bagaimana makanan diolah, dan diberikan kepada anak (Lokossou et al., 2021). Masalah kesehatan pada anak yang ditimbulkan dari aspek budaya menjadi fokus tersendiri bagi tenaga kesehatan.
Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya Suku Bajo turun mempengaruhi aksesnya terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian lainnya pada Suku Bajo dari dua tempat yang berbeda, aspek kesehatan ibu hamil dan menyusui masih dipercayakan secara empiris kepada dukun beranak (Pasaribu & Indrawati, 2021; Syahrani et al., 2022). Berbagai penelitian pada Suku Bajo yang kurang baik dapat mempengaruhi akses terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, dan gizi yang memadai. Oleh karena itu, penelitian tentang pemantauan pertumbuhan melalui stimulasi anak pada Suku Bajo sangat penting untuk dilakukan guna memahami kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak di suku tersebut.
Pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan berbagai media, yang paling mudah dengan melihat secara langsung. Agar terdapat hasil pemantauan yang valid dan terukur jelas, digunakan alat bantu berupa instrumen Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) (Dhamayanti, 2006). Formalisasi KPSP mengikuti alat skrining baku the Denver Developmental Screening Test II, dan dapat digunakan pada lini awal pemeriksaan seperti di Puskesmas atau Posyandu oleh kader kesehatan (Kadi et al., 2016).
METODE
Penelitian ini merupakan kajian observasional cross-secrional. Peneliti mengkaji perkembangan anak dengan menggunakan instrumen baku Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP).
Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yang memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Responden penelitian adalah anak usia 0-12 bulan, dengan kriteria inklusi merupakan anak dari orang tua suku bajo, dan tidak didiagnosis penyakit mental dan pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2019.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan instrumen KPSP, berupa kuesioner yang terdiri dari 25 butir pertanyaan dalam mengukur aspek perkembangan anak, seperti perkembangan fisik, bahasa, kognitif, dan sosial.
Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, seperti frekuensi dan persentase, serta uji korelasi jika diperlukan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan observasi langsung untuk memperoleh data tambahan tentang perilaku anak selama mengikuti tes KPSP. Data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dan disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian.
Analisis Data
Untuk visualisasi data jenis data seperti Kelompok Umur, Nama Anak, Skor, dan Interpretasi, salah satu cara yang bisa digunakan adalah histogram. Histogram adalah grafik yang menampilkan distribusi frekuensi dari suatu variabel. Dalam hal ini, variabel yang akan dihistogramkan adalah skor. Histogram akan membantu melihat sebaran skor di setiap kelompok umur dan interpretasi. Selain itu, digunakan diagram batang untuk melihat jumlah anak di setiap kelompok umur dan interpretasi skor.
HASIL
Pada kelompok umur 3, hanya satu anak yang dianggap "SESUAI" dengan skor 9, sedangkan sisanya "PENYIMPANGAN" atau "MERAGUKAN" dengan skor 5-7. Pada kelompok umur 6, sebagian besar anak (11 dari 12) memperoleh skor yang cukup baik, dengan hanya satu anak yang dianggap "PENYIMPANGAN" dengan skor 3. Pada kelompok umur 9 dan 12, semua anak dinyatakan "SESUAI" dengan skor 9-10, kecuali dua anak di kelompok umur 9 dan dua anak di kelompok umur 12 yang dinyatakan "PENYIMPANGAN" atau "MERAGUKAN" dengan skor 6-7. Secara umum, data tersebut menunjukkan bahwa semakin tua kelompok umur anak, semakin baik kemampuan mereka dalam tes yang dilakukan. Namun demikian, terdapat beberapa anak yang mendapatkan skor rendah di setiap kelompok umur dan memerlukan perhatian lebih dalam pengembangan kemampuan mereka (Grafik 1).
PEMBAHASAN
Suku Bajo merupakan salah satu suku di Indonesia yang tersebar pada berbagai wilayah pesisir dan laut di Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua (Capalulu et al., 2016; Gobang et al., 2017). Keunikan Suku Bajo yang dikenal sebagai masyarakat dengan budaya dan tradisi pemanfaatan sumber daya laut, dan aktivitas masyarakat di sekitar pantai (Novianti et al., 2017). Sehingga sosial ekonomi Suku Bajo menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan setiap keluarga, terutama pertumbuhan dan perkembangan anak (Yusuf et al., 2022).
Dalam pemantauan pertumbuhan melalui stimulasi anak, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah lingkungan, kesehatan, nutrisi, serta stimulasi dan interaksi dengan orang tua atau pengasuh. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dilakukan secara efektif. Kendatipun dari penelitian sebelumnya hasil pemeriksaan tumbuh kembang digunakan sebagai pendamping dari pemeriksaan status gizi anak (Hanifah, 2019; Wigunantiningsih & Fakhidah, 2019) namun, dari penelitian Hanifah (2019) hasil pemantauan perkembangan KPSP tidak dapat menjadi indikator pada balita stunting.
Gerakan kasar atau motorik kasar merupakan hal yang terkait dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan dan sikap tubuh yang melibatkan penggunaan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dan sejenisnya, dan gerakan halus atau motorik halus yang berkaitan dengan kemampuan anak untuk melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dengan menggunakan otot-otot kecil, namun memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjepit, atau meraih benda kecil (Adolph & Franchak, 2017). Pengalaman dan umpan balik dari gerakan sebelumnya juga membantu meningkatkan keterampilan motorik bayi, melalui belajar bergerak, gerakan kasar anak usia di bawah 12 tahun mulai saling terkoordinasi sehingga terbentuk pengalamannya, dan perkembangan motorik bayi dapat memengaruhi perkembangan di domain lain (García & Ibáñez, 2016; Piek et al., 2008).
Gerakan-gerakan dasar seperti duduk, merangkak, dan menggerakkan tangan dan kepala dapat memengaruhi cara bayi belajar bergerak. Demikian pula pengorganisasian antara geraakan dari otot kecil, pengalaman dan feedback dari gerakan sebelumnya membantu meningkatkan keterampilan motorik bayi. Perkembangan motorik bayi dapat memengaruhi perkembangan di domain lain (Bishop & Edmundson, 1987).
Stimulasi anak dilakukan sebagai salah satu instrumen monitoring dan evaluasi kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak yang kurang optimal, sehingga tindak lanjutnya diarahkan untuk membantu fasilitas pelayanan kesehatan, kader posyandu, dan keluarga dalam meningkatkan kemampuan anak untuk berbicara, bergerak, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
KESIMPULAN DAN SARAN
Data pengamatan terhadap anak-anak menunjukkan bahwa semakin tua kelompok umur anak, semakin baik kemampuan mereka dalam tes yang dilakukan. Namun, masih terdapat beberapa anak yang mendapatkan skor rendah di setiap kelompok umur dan memerlukan perhatian lebih dalam pengembangan kemampuan mereka.
Dalam pemantauan pertumbuhan anak suku Bajo, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti lingkungan, kesehatan, nutrisi, serta stimulasi dan interaksi dengan orang tua atau pengasuh. Penanganan masalah kesehatan anak, seperti kasus stunting, memerlukan keterlibatan utama dari pemerintah sebagai penggerak sosial ekonomi untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan.
Kekurangan Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan metode observasi dan instrumen kuesioner sebagai pengumpul data. Seharusnya penelitian ini juga mempertimbangkan metode lain seperti wawancara atau tes langsung untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan mendalam.
Mengakui
Penelitian ini terlaksana atas pendanaan dari DIPA Tahun 2019 Poltekkes Kemenkes Kendari.
DAFTAR PUSTAKA
Adolph, K. E., & Franchak, J. M. (2017). The development of motor behavior. Wiley Interdisciplinary Reviews. Cognitive Science, 8(1–2). https://doi.org/10.1002/wcs.1430
Bishop, D. V., & Edmundson, A. (1987). Specific language impairment as a maturational lag: Evidence from longitudinal data on language and motor development. Developmental Medicine and Child Neurology, 29(4), 442–459. https://doi.org/10.1111/j.1469-8749.1987.tb02504.x
Capalulu, M. A., Waani, J. O., & Rengkung, M. M. (2016). Perubahan Permukiman Suku Bajo di Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. SPASIAL, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.35793/sp.v3i1.11456
Dhamayanti, M. (2006). Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) Anak. Sari Pediatri, 8(1), 9–15.
García, A. M., & Ibáñez, A. (2016). A touch with words: Dynamic synergies between manual actions and language. Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 68, 59–95. https://doi.org/10.1016/j.neubiorev.2016.04.022
Gobang, A. A. K. S., Antariksa, & Nugroho, A. M. (2017). Spatial development of Bajo tribal residence in Wuring Village Maumere City. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, 2(1), Article 1. https://doi.org/10.30822/arteks.v2i1.37
Hanifah, H. (2019). Hubungan Kejadian Stunting Dan Hasil Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (Kpsp) Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Pakem [Thesis, UII]. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/31127
Inzaghi, E., Pampanini, V., Deodati, A., & Cianfarani, S. (2022). The Effects of Nutrition on Linear Growth. Nutrients, 14(9), Article 9. https://doi.org/10.3390/nu14091752
Kadi, F. A., Garna, H., & Fadlyana, E. (2016). Kesetaraan Hasil Skrining Risiko Penyimpangan Perkembangan Menurut Cara Kuesioner Praskrining Perkembangan (KPSP) dan Denver II pada Anak Usia 12-14 Bulan dengan Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri, 10(1), 29–33. https://doi.org/10.14238/sp10.1.2008.29-33
Likhar, A., & Patil, M. S. (2022). Importance of Maternal Nutrition in the First 1,000 Days of Life and Its Effects on Child Development: A Narrative Review. Cureus, 14(10), e30083. https://doi.org/10.7759/cureus.30083
Lokossou, Y. U. A., Tambe, A. B., Azandjèmè, C., & Mbhenyane, X. (2021). Socio-cultural beliefs influence feeding practices of mothers and their children in Grand Popo, Benin. Journal of Health, Population and Nutrition, 40(1), 33. https://doi.org/10.1186/s41043-021-00258-7
Novianti, N. A., Umar, R., & Arfan, A. (2017). Fishermen Home Based Business in The Settlement Of Bajo Tribe In Bajoe Village Of Tanete Riattang Timur Sub-District In Bone District. UNM Geographic Journal, 1(1), Article 1. https://doi.org/10.26858/ugj.v1i1.5273
Pasaribu, L. R., & Indrawati, L. (2021). Determinan Kultural dan Struktural dalam Kemitraan Bidan dengan Duku Bayi (Bhisi/Sando) di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 12(1), 89–101.
Piek, J. P., Dawson, L., Smith, L. M., & Gasson, N. (2008). The role of early fine and gross motor development on later motor and cognitive ability. Human Movement Science, 27(5), 668–681. https://doi.org/10.1016/j.humov.2007.11.002
Syahrani, A. R. T., Asrina, A., & Yusriani. (2022). Peran Dukun Dalam Pengobatan Tradisional Pada Suku Bajo Di Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone: The Role of Shamans in Traditional Medicine for the Bajo Tribe in Bajoe Village, Tanete Riattang Timur District, Bone Regency. Journal of Muslim Community Health, 3(2), Article 2. https://doi.org/10.52103/jmch.v3i2.778
Wigunantiningsih, A., & Fakhidah, L. N. (2019). Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Balita dengan Menggunakan KPSP di PAUD Wijaya Kusuma Papahan Tasikmadu Karanganyar. Jurnal Abdimas PHB : Jurnal Pengabdian Masyarakat Progresif Humanis Brainstorming, 2(2), Article 2. https://doi.org/10.30591/japhb.v2i2.1441
Yuarnistira, Nursalam, N., Rachmawati, P. D., Efendi, F., Pradanie, R., & Hidayati, L. (2019). Factors Influencing the Feeding Pattern of Under-Five Children in Coastal Areas. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 246(1), 012008. https://doi.org/10.1088/1755-1315/246/1/012008
Yusuf, A. M., Tenrisau, D., Hidayanti, H., Ibrahim, A. H., Bahar, A., Sarifudin, S., Tahir, Y., Adhyanti, A., & Alfiah, E. (2022). Family Vulnerability and Children’ Nutritional Status during COVID-19 Pandemic. Journal of Public Health for Tropical and Coastal Region, 5(2), 74–82. https://doi.org/10.14710/jphtcr.v5i2.13758
Catatan kaki
Author notes
fitriyanti@poltekkes-kdi.ac.id